Banyak guru yang ingin mengembangkan keterampilan mengajar di kelas pada awal karir mengajarnya. Banyak guru ketika menggeluti profesinya seringkali mendapati praktek mengajar dapat membuat stress, tapi dengan banyaknya pengalaman, mereka akhirnya mengetahui strategi mengajar yang mereka dapat melalui pengalaman mengajarnya. Dengan pola strategi tertentu, seorang guru membentuk ‘gaya mengajarnya’ sendiri. Gaya mengajar seorang guru biasanya menyesuaikan antara perangkat pembelajaran dengan permintaan pembelajaran kelas secara rutin. Berbahaya juga jika hal tersebut menunda perkembangan profesionalisme guru. Bagaimana seorang guru bisa bergerak pada level atas secara otomatis atau dapat merespon rutin pada situasi kelas dan mencapai level yang lebih tinggi dari apa yang mereka sadari dari bagaimana cara mereka mengajar, bermacam keputusan yang mereka buat saat mereka mengajar, serta nilai dan konsekuensi dari pemilihan cara pembelajaran tertentu? Satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan observasi dan refleksi sebagai sebuah cara untuk membawa perubahan. Pendekatan pembelajaran ini dapat digambarkan sebagai pembelajaran reflektif dan dalam artikel ini saya ingin menjelaskan bagaimana pembelajaran reflektif dapat dikembangkan.
Apakah refleksi itu?
Refleksi atau refleksi kritis adalah aktivitas atau proses dimana pengalaman mengajar diingat, dipertimbangkan dan dievaluasi, biasanya ada hubungannya dengan tujuan yang lebih luas. Hal tersebut adalah respon pada pengalaman lampau dan melibatkan ingatan sadar dan menguji pengalaman sebagai dasar untuk evaluasi dan pembuatan keputusan dan sebagai sebuah sumber untuk perencanaan dan pelaksanaan. Bartlett (1990) menunjukkan bahwa menjadi guru yang reflektif melibatkan pergerakan dari konsentrasi primer dengan tehnik pembelajaran dan pertanyaan “bagaimana caranya” dan bertanya “apa” dan “mengapa” yang melihat pembelajaran dan tehnik mengatur kelas tidak berhenti sampai disitu saja tapi sebagai bagian dari tujuan pendidikan yang lebih luas.
Menanyakan pertanyaan “apa dan mengapa”memberi kita kekuatan tertentu pada pembelajaran kita. Kita dapat mengatakan bahwa derajat otonomi dan tanggung jawab yang kita miliki pada tugas kita sebagai guru ditentukan oleh oleh level control dan membuka kemungkinan untuk mengubah kebiasaan mengajar kita. (Bartlett, 1990:267)
Bagaimana melaksanakan refleksi?
Banyak pendekatan yang dapat digunakan jika seseorang berharap menjadi guru reflektif yang kritis termasuk observasi pada seseorang itu sendiri maupun orang lain, team teaching, dan mengeksplor pandangan seseorang tentang pembelajaran lewat tulisan. Utamanya pada segala pendekatan yang digunakan ada 3 bagian proses, yaitu:
Poin 1 kegiatan mengajar itu sendiri
Poin permulaan adalah episode pembelajaran yang sebenarnya seperti pelajaran atau kegiatan pembelajaran yang lainnya. Ketika focus refleksi kritis biasanya pada pembelajaran guru itu sendiri, refleksi diri juga dapat dibangkitkan oleh observasi pada pembelajaran guru yang lain.
Poin 2 Pengumpulan kembali aktivitas pembelajaran
Poin selanjutnya pada pengujian reflektif pada pengalaman pada apa saja yang terjadi pada proses pembelajaran tanpa penjelasan atau evaluasi. Ada beberapa prosedur berbeda pada fase pengumpulan kembali ini termasuk gambaran aktivitas pembelajaran tertulis, video atau rekaman suara dari kegiatan pembelajaran atau penggunaan cek list atau system pengkodean untuk menangkap detail pembelajaran.
Poin 3 analisa dan respon pada kegiatan pembelajaran
Terfokus pada penjelasan tujuan kegiatan pembelajaran, anak didik yang ikut dalam aktivitas pembelajaran dan menganalisanya. Kegiatan pembelajaran ini sekarang diproses pada level yang lebih dalam dan pertanyaan yang ditanyakan tentang pengalaman mengajar.
Mari kita uji pendekatan refleksi kritis yang mencerminkan proses seperti yang telah disebutkan di atas.
Observasi Rekan Kerja
Observasi rekan kerja dapat menyediakan kesempatan bagi guru-guru untuk memberi masukan pada cara pembelajaran satu sama lain dalam rangka menunjukkan pada sesame guru pada gaya mengajar yang berbeda dan untuk menyediakan kesempatan untuk refleksi kritis pada pembelajaran mereka masing-masing. Pada proyek observasi rekan kerja dimulai dari jurusan kita sendiri terlebih dahulu. Petunjuknya dijelaskan seperti di bawah ini.
1. Tiap guru akan mengobservasi dan diobservasi.
Guru-guru akan bekerja secara berpasangan dan akan bergantian mengobservasi masing-masing kelas.
2. Sesi orientasi sebelum observasi.
Yang paling penting dalam tiap observasi, kedua guru harus bertemu untuk mendiskusikan aspek dalam kelas yang akan di observasi, jenis materi yang akan di ajarkan di kelas, pendekatan guru untuk mengajar, jenis anak didik yang ada dalam kelas, pola interaksi dan partisipasi dalam kelas, dan segala masalah yang mungkin timbul. Guru yang di observasi juga menjelaskan pada guru yang mengobservasi tujuan observasi dan capaian yang diharapkan.
Tugas tersebut melibatkan pengumpulan informasi tentang beberapa aspek pelajaran, tapi tidak termasuk evaluasi pelajaran. Prosedur observasi atau instrument yang digunakan akan disetujui bersama dalam tahapan ini dan kemudian jadwal observasi akan di atur juga dalam tahap ini.
3. Observasi
Guru yang melakukan observasi akan mengunjungi kelas yang di ajar rekannya dan melengkapi observasi menggunakan prosedur yang telah disetujui kedua belah pihak.
4. Setelah observasi
Kedua guru kemudian bertemu sesegera mungkin setelah pelajaran. Guru yang melakukan observasi melaporkan informasi yang telah dikumpulkannya dan mendiskusikannya dengan rekannya.
Guru-guru mengidentifikasi beragam aspek yang berbeda dari pembelajaran yang dilakukan rekannya yang telah di observasi. Hal ini termasuk pengaturan pelajaran, manajemen waktu, kecakapan siswa dalam mengerjakan tugas, tugas tepat waktu, pertanyaan guru dan respon siswa, kemampuan siswa dalam pengerjaan tugas berpasangan, interaksi dalam kelas, kemampuan kelas dalam aktivitas pembelajaran baru, dan penggunaaan bahasa Ibu dan bahasa Inggris dalam kerja kelompok.
Guru yang berpartisipasi dalam proyek ini melaporkan bahwa mereka mendapatkan banyak masukan tentang pembelajaran mereka sendiri dari hasil observasi rekannya dan mereka akan menggunakan hasil observasi rekannya sebagai dasar. Mereka mendapatkan pengetahuan baru pada aspek-aspke pembelajaran mereka. Misalnya:
• “Pendekatan ini menyediakan detail informasi pada kegiatan siswa pada aspek spesifik pelajaran daripada yang bisa saya dapat jika saya melakukannya sendiri”
• “Pendekatan tersebut memunculkan informasi yang tidak terduga tentang interaksi antara siswa dalam kegiatan pembelajaran”
• “Saya bisa mendapatkan informasi yang berguna pada dinamika kelompok yang terjadi pada kerja kelompok.
Beberapa guru mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam pembelajaran mereka yang ingin mereka ubah sebagai hasil dari informasi yang telah dikumpulkan oleh rekannya. Misalnya:
• “Hal tersebut membuat saya lebih memperhatikan terbatasnya strategi mengajar yang telah saya lakukan.”
• “Saya perlu memberi waktu lebih banyak pada siswa untuk menyelesaikan beberapa aktivitas yang saya gunakan dalam pembelajaran.”
• “Saya sadar bahwa daya perlu meningkatkan manejemen waktu yang lebih baik.”
Keuntungan bagi jurusan juga direm sebagai berikut;
• “Dapat membantu saya meningkatkan hubungan kerja yang lebih baik dengan rekan kerja.”
• “Beberapa tips bermanfaat tentang pembelajaran dan program yang muncul selama diskusi setelah observasi”
Pengalaman mengajar tertulis
Jalan lain yang bermanfaat dalam mengembangkan proses reflektif ialah dengan pengalaman mengajar tertulis. Pengalaman pribadi dalam mengajar yang ditulis sudah biasa diterapkan dalam pembelajaran ilmu lain (Powell 1985) dan potensinya diketahui di dunia pendidikan berkembang pesat. Bermacam-macam pendekatan yang berbeda dapat digunakan.
Laporan pribadi
Laporan pribadi meliputi melengkapi cek list dimana guru mengindikasikan praktek mengajar yang mana yang akan mereka gunakan dalam pelajaran atau dalam periode waktu tertentu dan seberapa sering strategi itu digunakan (Pak, 1985). Ceklist bias dilengkapi secara individu atau secara berkelompok. Keakuratan laporan pribadi digunakan untuk meningkatkan keterampilan ketika guru fokus pada pembelajaran keterampilan tertentu pada konteks kelas tertentu dan ketika instrument laporan pribadi dibuat secara hati-hati untuk mencerminkan batasan yang luas pada praktek pembelajaran potensial (Richard, 1990).
Laporan pribadi membebaskan guru untuk membuat evaluasi regular pada apa yang mereka lakukan di kelas. Mereka biasa mengecek apa yang mereka aumsikan tentang pembelajaran mereka sendiri yang dicerminkan pada praktek pembelajaran yang sebenarnya. Misalnya seorang guru dapat menggunakan laporan pribadi untuk menemukan jenis aktivitas mengajar yang biasa digunakan, apakah semua tujuan yang direncanakan tercapai atau tidak, tercapainya level tujuan tiap individu pada kelas, dan jenis aktivitas yang mungkin akan bekerja dengan baik jika diterapkan dalam kelas atau tidak.
Autobiografi
Abbs (1974, cited in Powell 1985) mendiskusikan penggunaan autobiografi pada persiapan guru. Hal ini terdiri dari grup-grup kecil, sekitar 12 siswa.
Untuk satu jam tiap minggunya yang berlangsung selama 10 minggu. Selama waktu periode ini siswa bekerja dalam mengerjakan rekaman dalam pengalaman pendidikannya dan pertemuan tiap minggunya digunakan agar tiap orang dapat membaca teks dari autobiografinya agar dapat didukung dan dikomentari oleh temannya dan gurunya (43)
Powell (1985) menjelaskan penggunaan lembar-reaksi –lembar yang di isi siswa dan guru setelah aktivitas pembelajaran selesai-dimana mereka dimotivasi “untuk bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan dan berpikir tentang apa maksudnya untuk membelajaran mereka sendiri dan apa kegunaannya bagi guru-guru yang lain.” (p.46) Saya telah menggunakan tehnik yang sama dalam praktikum dengan siswa dan guru. Siswa bekerja berpasangan dengan guru satu tim dengan sistem pembelajaran secara bergantian. Satu guru bertindak sebgai observer sementara guru yang lain mengisi lembar reaksi selama pelajaran berlangsung. Lembar reaksi terdiri atas pertanyaan-pertanyaan ini. “Aspek-aspek apa yang paling efektif dalam pelajaran? Aspek-aspek pelajaran apa yang kurang efektif? Apakah Anda akan mengajar segala aspek pelajaran secara berbeda? Kenapa?” Guru yang mengajar juga meingis lembar reaksinya sindiri setelah pelajaran. Kemudian keduanya dibandingkan.
Penulisan Jurnal
Prosedur yang banyak diketahui sebagai alat yang berguna untuk meningkatkan refleksi kritis adalah jurnal atau diary. Tujuan penulisan jurnal adalah:
1. Menyediakan rekaman atas pengalaman pembelajaran yang siknifikan yang telah tejadi.
2. Untuk membantu peserta saling berhubungan dengan proses pengembangan diri yang terjadi pada mereka.
3. Untuk memfasilitasi peserta dengan kesempatan untuk menyampaikan perkembangan diri secara individu dan dengan cara dinamis.
4. Untuk memotivasi interaksi kreatif
• Antara peserta dan proses perkembangan diri yang terjadi
• Antara sesama peserta yang juga dalam proses pengembangan diri
(Powell, 1985, Balley, 1990)
Ketika prosedur pembuatan diary bermacam-macam, peserta biasanya menjaga catatan pembelajarannya atau pengalaman mengajarnya, rekaman refleksi pada apa yang dia lakukan seperti penggambaran kegiatan pembelajaran yang mungkin dapat digunakan sebagai dasar untuk refleksi selanjutnya. Diary tersebut digunakan sebagai alat untuk berinteraksi antara penulis, fasilitator dan bisa juga dengan peserta lain.
Pembuatan Diary Kolaboratif
Satu kelompok guru dapat juga berkolaborasi dalam penulisan jurnal. Brock, Ju dan wong (1991) menyatakan “Satu kelompok guru yang telah melakukan eksplorasi manfaat diary kolaboratif sebagai satu cara untuk mengembangkan refleksi kritis terhadap sebuah pembelajaran.” Selama pembelajaran 10 minggu, guru-guru membuat diary pada pembelajaran mereka, membaca diary satu sama lain, dan mendiskusikn pembelajaran dan pengalaman membuat diary yang dilakukan setiap seminggu sekali. Mereka juga merekam dan kemudian menulis kegiatan yang terjadi dalam diskusi kelompok dan menganalisa penulisan diary, mereka menulis respon secara tertulis pada diary satu sama lain untuk menentukan bagaimana interaksi dan masalah apa yang sering muncul. Mereka melaporkan sebagai berikut:
Dairy kolaboratif memberikan beberapa manfaat dalam megembangkan sebuah pembelajaran. Dairy kolaboratif juga dapat meningkatkan kesadaran atas kinerja kita di dalam kelas. Diary kolaboratif juga memberi motivasi dan dukungan. Hal itu juga dapat digunakan sebagai salah satu sumber pembaharuan pembelajaran. Dalam beberapa hal, diary kolaboratif membantu mengobservasi cara mengajar guru yang lain.
Dengan membaca diary satu sama lain, dan bahakn memberikan pengalaman sebanyak apa yang mereka sharingkan. Membaca dan merespon diary guru lain tentang pembelajaran dari masing-masing guru tersebut serta saling menyampaikan alasan mengapa para guru tersebut memilih pembelajarannya masing-masing.
Dibawah ini adalah masukan guru yang di observasi tentang diary kolaboratif
1. Membuat diary secara kolaboratif lebih efektif jika hal yang disampaikan dalam diary batasannya lebih jelas sehingga hal yang dibahasa bias terfokus.
2. Dibutuhkan waktu lebih untuk melakukan hal tersebut.
3. Peserta harus nyaman dalam berbagi baik pengalaman yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan dan berkomitmen untuk memberi gambaran yang jelas tentang pengajaran di kelas mereka.
Merekam Pelajaran
Untuk banyak aspek pembelajaran, rekaman audio atau ideo pelajaran dapat juga memberi refleksi dasar. Ketika kita diberi banyak masukan yang berguna dari diary dan laporan pribadi, tetapi keduanya tidak dapat menangkap momen-momen yang terjadi dalam proses pembelajaran. Banyak hal terjadi secara terus menerus dalam kelas, dan beberapa aspek dalam pelajaran tidak dapat diingat oleh guru yang bersangkutan. Mungkin tidak perlu untuk merekam hal-hal kecil seperti pertanyaan yang jawabannya hanya iya atau tidak. Tetapi rekaman dapat membantu atau member tambahan untuk informasi yang ada di diary dan laporan pribadi.
Singkatnya, alat perekam diletakkan di tempat dimana dapat menangkap segala sesuatu yang terjadi dalam proses pembelajaran. Dengan meletakkan microphone di meja guru sehingga suara guru dan murid dapat terekam dengan baik. Rekaman ini dapat digunakan sebagai dasar untuk evaluasi awal.
Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran reflektif melibatkan perubahan pada cara pembelajaran yang biasa kita lakukan adan peran kita dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh ilustrasi di atas, guru yang mengeksplorasi pembelajaran mereka melalui refleksi kritis sehingga dapat mengembangkan perubahan pada sikap dan kesadaran yang dipercaya dapat bermanfaat bagi profesionalisme guru dan juga dapat mengembangkan siswa. Pembelajaran reflektif tidak bebas dari resiko karena penulisan jurnal , laporan pribadi atau membuat rekaman pada pelajaran membutuhkan banyak waktu. Bagaimanapun, pembelajaran reflektif dapat membantu pengembangan profesionalisme guru. Pembelajaran reflektif menyarankan bahwa pengalaman saja tidak cukup untuk pengembangan profesionalisme, tapi pengalaman dipadu dengan refleksi dapat menjadi motivasi yang kuat yang dapat membawa pengembangan bagi guru.
Oleh Mimien Henie Irawati, diadaptasi dari Towards Reflective Teaching by Jack C. Richards.
Pertanyaan:
1. Yang termasuk dalam bagian proses bagaimana refleksi dilaksanakan adalah seperti disebut dibawah ini , kecuali …
a. Kegiatan mengajar itu sendiri
b. Observasi rekan kerja
c. Pengumpulan kembali kegiatan mengajar
d. Analisa dan respon kegiatan mengajar
2. Berikut ini yang bukan termasuk dalam tahapan orientasi sebelum observasi adalah…
a. Guru bertemu untuk mediskusikan materi yang akan diajarkan.
b. Guru mempersiapkan siswa dikelas.
c. Guru merencakan tujuan yang akan dicapai.
d. Guru mendikusikan strategi pembelajaran yang akan dipakai.
e. Guru mempersiapkan prosedur observasi.
3. Tujuan penulisan jurnal adalah, kecuali …
a. Menyediakan rekaman pengalaman pembelajaran.
b. Untuk membenahi permasalahan di kelas.
c. Menyediakan media bagi guru untuk menyampaikan cara pembelajaran di kelas.
d. Untuk mempermudah interaksi antara guru.
4. Dibawah ini yang bukan termasuk masukan dari guru atas pembuatan diary kolaboratif adalah …
a. Diary kolaboratif membutuhkan batasan yang jelas.
b. Diary kolaboratif harusny ditampilkan seefissien mungkin.
c. Membutuhkan banyak waktu untuk membuat diary kolaboratif.
d. Guru yang berkolaborasi harus merasa nyaman dalam berbagi pengalaman mengajar.
0 comments:
Post a Comment